The Story of Bottled Water
Untuk download film, klik link ini.
WARNING: Ukuran file download sangat besar: 245 MB, Quicktime .mov
Download juga dokumen pendukung dalam bentuk .pdf
Provided by top culinary degrees website. |
Untuk download film, klik link ini.
WARNING: Ukuran file download sangat besar: 245 MB, Quicktime .mov
Download juga dokumen pendukung dalam bentuk .pdf
Menciptakan area hijau yang sejuk dan sehat di dalam rumah. Keberadaan taman ternyata tak hanya bisa menambahkan keindahan di rumah, melainkan juga meningkatkan kesehatan kita sekeluarga. Taman yang dipenuhi dengan aneka tanaman dapat mengurangi polusi udara di sekitar rumah, sehingga udara yang kita hirup lebih bersih. “Kunci menata taman adalah memadukan unsur hardscape dan softscape dengan jitu. Bila kedua unsur itu mampu saling melengkapi, akan tercipta tema desain yang kita idamkan,” jelas Amirulla Muh. Amin, direktur Architectaria Nedia Cipta, sebuah biro perencana bidang arsitektur di Jakarta. Hardscape adalah elemen taman yang bersifat padat dan keras, seperti air terjun, air mancur, batu koral, lantai paving, pergola, patio. Sementara softscape yakni elemen hortikultural yang memberikan jiwa pada taman, seperti pohon, bunga, dedaunan, rumput. Pohon akan memberikan keteduhan, sedangkan bunga akan menambahkan aksen dalam taman kita. Agar taman bisa tertata sesuai harapan, simak pemilihan tamanan dari Amirullah ini : Hadirkan suasana sejuk dengan : # Tanaman penutup. # Tanaman perdu. # Tanaman rambat. Hadirkan suasana teduh dengan : # Pohon pelindung. Karena tanaman pelindung umunya bisa bertumbuh menjadi sangat besar, dan merusak pagar, lantai dan bagunan rumah kita. Oleh karena itu, perhitungan dulu jarak pohon dengan rumah dan pagar sebelum menanam. Hadirkan suasana tenang dengan : # Tanaman air. Karena dengan memandang ikan dan tanaman hijau di sekitar kolam, mampu membuat hati menjadi lebih tenang dan menurunkan tekanan darah. Maksimalkan tampilan kolam dengan menambahkan kerikil, koral, water fountain yang terbuat dari bebatuan dan stupa. (Alia An Nadhiva/Astrid Anastasia)Disadur dari: preventionindonesia.com
Jenis : Sutra bombay, lantana, rumput peking, rumput babat, dan rumput gajah.
Tanaman yang tidak dapat tumbuh tinggi ini berfungsi sebagai penutup tanah, bisa berbentuk tanaman rumpun atau melata.
Jenis : Krisan, mawar, kembang kertas, kembang sepatu, dan kaca piring.
Mungkin sebagian dari kita mengenalnya sebagai semak. Tanaman jenis ini tidak akan memiliki tinggi lebih dari 2 meter.
Jenis : Alamanda, nona makan sirih, dan sirih gading.
Banyak orang yang menggunakan tanaman jenis ini sebagai penghias pagar, pergola, atau gazebo, serta menghijaukan lingkungan rumah. Ada yang berbunga sewaktu-waktu, sedangkan yang lain ada yang dapat berbunga sepanjang tahun.
Jenis : Kamboja, bungur, flamboyan, kenanga, palem, dan karet.
Selain bisa meneduhkan, kehadiran pohon pelindung bisa memberikan karakter yang dominan dalam taman. Jika sejak semula pohon itu sudah ada, kita bisa mulai penataan taman dari titik tempat pohon itu berada. Dilanjutkan dengan menyelaraskan elemen lain sesuai tema yang diinginkan.
Jenis : Lotus dan teratai.
Percantik taman dengan meletakan tanaman di atas di tempayan bermulut lebar atau di kolam. Bagi sebagian orang, keberadaan kolam ikan di rumah diyakini dapat meredakan stres dan rasa penat. Plus, kehadiran kolam di taman bisa menjadi alat terapi bagi penderita hipertensi dan insomnia.
Yang menarik untuk di lihat adalah ada negara yang seperti China dengan total emisi karbon negara yang besar, tetapi memiliki emisi karbon per kapita yang rendah karena jumlah penduduk yang besar. Tetapi ada juga negara kecil seperti Gibraltar yang hanya 1 pulau tetapi memiliki emisi karbon per kapita sangat besar karena negara tersebut meng-impor hampir seluruh kebutuhannya. Untuk Indonesia sendiri secara total emisi karbon negara mirip dengan emisi karbon Thailand dan Taiwan, tetapi karena jumlah penduduk yang besar maka emisi karbon per kapita masih sangat kecil. Tetapi menurut saya, bila kita melihat emisi karbon di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta atau Surabaya, maka emisi karbon per kapita per kota akan sudah sangat besar, jadi kalau melihat emisi per kapita karena banyak daerah yang terbelakang maka tentu saja jadi kecil. Oleh karena itu gambar ini hanya untuk informasi dan acuan saja untuk kita, tetapi bukan berarti malah jadi menyepelekan lingkungan karena merasa emisi per kapita di Indonesia masih rendah.Informasi yang sangat menarik untuk melihat emisi karbon total per negara dan per kapita.
Beberapa olahraga di waktu senggang anda adalah: Jadi olahraga tidak harus mahal, jauh dan sulit. Yang penting ada kemauan dan hasilnya adalah rumah yang bersih serta ramah lingkungan.Kebutuhan berolahraga semakin lama semakin tinggi karena tingkat pekerjaan yang hanya duduk, apalagi cuma di depan komputer. Selain itu perjalanan pulang dan pergi ke kantor juga, dengan jalanan yang semakin macet, jadi semakin lama sehingga semakin banyak waktu yang terbuang. Waktu yang tersisa ini harus dapat di optimalkan juga dengan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian (gandum dan beras) atau serealia, umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), jagung, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan dari sumber karbohidrat adalah mie. bihun, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayuran. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu. makanan di bawah ini adalah sumber karbohidrat berdasarkan 1 satuan penukar, dengan kalori yang hampir sama. bisa digunakan untuk panduan menyusun menu diet. Bila ingin pas memang harus ditimbang dulu tapi bisa juga dikira-kira. masing-masing makanan dibawah ini mengandung: Nasi 100gr———– roti tawar 70gr —— crackers 50gr (3/4 gelas)———– (3 ptg sdg)————-(5 buah besar) Mie basah 200gr—–singkong 120gr—-jagung pipilan 125 gr (2 gelas)—————–(1 ptg)————–(1 piring) kentang 210gr——–ubi 135gr———talas 125 gr (2 biji sedang)———(1 buah)———-(1 potong) Dengan mengetahui substitusi dan juga besaran dari jumlah karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh, maka kita juga dapat merubah kebiasaan kita makan nasi dengan substitusi yang lain. Yang pasti, tidak makan nasi pun bisa kenyang. Saya tantang anda untuk bisa mengganti makanan sumber karbohidrat anda dari Nasi dengan sumber karbohidrat lainnya 1x seminggu saja. Anda bisa ganti nasi dengan jagung rebus, bakwan jagung, singkong goreng, pasta/spagheti, ubi jalar rebus, kentang rebus/goreng, dengan sup kentang dan lain-lainnya. Mungkin anda juga ada ide-ide lain yang dapat di share kepada kita dengan menuliskan di komentar. Dengan mengganti hanya 1x seminggu dan dilakukan bersama-sama, saya yakin maka kebutuhan beras nasional kita pun dapat ditekan dan memastikan swasembada pangan di negara kita. Sumber referensi:Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Menarik untuk dibaca, walaupun menurut saya lebih baik tidak meminum air minum dari kemasan sama sekali. Lihat juga “The Story of Bottled Water” Disadur dari kompas.com Kompas.com - Dengan klaim lebih baik daripada air biasa, kini berbagai jenis air minum dalam kemasan menyerbu pasaran. Ada air yang difortifikasi dengan vitamin, minuman isotonik, minuman berenergi, hingga minuman beroksigen atau minuman heksagonal. Orang-orang yang mengonsumsi minuman tersebut juga mengaku merasa lebih bugar, tidak gampang capek dan lebih berkonsentrasi. Menanggapi tren minuman berfortifikasi tersebut, dr.Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH, dari Divisi Ginjal Hipertensi FKUI/RSCM menilai sebenarnya air putih yang kita konsumsi sehari-hari sudah cukup untuk menggantikan cairan yang keluar bersama keringan dan urin. “Manfaat air minum yang ditambahi itu sebenarnya belum terbukti secara ilmiah. Mungkin bukannya sehat malah berbahaya jika dikonsumsi secara sembarangan,” kata dr.Parlin. Air beroksigen misalnya, menurutnya oksigen tidak bisa diserap di usus. “Manusia memperoleh oksigen melalui paru, bukan melalui insang seperti ikan, sehingga minuman beroksigen tidak akan memengaruhi kadar oksigen dalam darah manusia,” katanya. Pada dasarnya semua air minum mengandung oksigen terlarut, tetapi besar kecilnya tergantung suhu air, total padatan dan sumber air. Air yang berasal dari pegunungan yang dingin mengandung oksigen lebih banyak sehingga terasa lebih segar saat diminum. Sebuah penelitian terhadap salah satu merk air minum beroksigen juga memperlihatkan, setelah dibuka selama 3 hari, kandungan oksigen yang semula 120 ppm turun menjadi 80 ppm. Itu berarti air beroksigen atau air heksagonal pun akhirnya berubah menjadi air minum biasa. “Kestabilan kadar oksigen dalam air sangat rendan dan faktor temperatur memegang penting. Makin tinggi suhunya, besar kemungkinan oksigen dalam air berkurang,” kata dr.Samuel Oetoro Sp.GK, seperti dikutip tabloid Gaya Hidup Sehat edisi 603 tahun 2011. Sementara itu untuk minuman isotonik sebenarnya tidak boleh dikonsumsi sembarangan karena isotonik pada dasarnya mengandung garam. Apabila berlebihan, kadar garam dalam tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Minuman-minuman dalam kemasan juga kebanyakan mengandung kalori tinggi sehingga bisa menyebabkan kegemukan. Karena itu lebih disarankan untuk mengonsumsi air putih biasa saat kita sedang haus. “Begitu haus sebaiknya langsung minum karena rasa haus merupakan sinyal dari tubuh kalau kita sudah mulai dehidrasi ringan. Jika diabaikan hal ini bisa mengganggu kemampuan kognitif sehingga kita bisa kehilangan konsentrasi atau mengantuk,” tutur dr.Saptawati Bondowoso, Sp.GK.
Hisako Sakiyama, a former researcher with the National Institute of Radiological Sciences who also spoke at the press conference, said that even if it becomes possible to make completely safe nuclear reactors, the problem of storing radioactive spent nuclear fuels would remain unsolved. “We have to keep the spent fuel safe for more than 100,000 years. Humankind doesn’t have the technology to do that,” Sakiyama said. “Even if so-called safe reactors can be made, I believe now that this is the time to stop nuclear power generation.”
Jakarta, Kompas - Pola konsumsi makanan yang tak berimbang menyebabkan struktur tubuh anak-anak Indonesia semakin tidak ideal. Jika tidak segera diatasi, karakter fisik manusia Indonesia ke depan adalah pendek dan gemuk. ”Tubuh pendek terkait kondisi ekonomi, sedangkan gemuk berhubungan dengan pola makan seseorang,” kata Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Minarto dalam Seminar Gizi Lebih: Ancaman Tersembunyi Masa Depan Anak Indonesia di Jakarta, Rabu (20/4). Data Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan Badan Ketahanan Pangan 2009 menunjukkan, konsumsi pangan hewani masyarakat Indonesia baru mencapai 60 persen dari jumlah yang dianjurkan. Badan pendek disebabkan kurangnya asupan pangan hewani. Adapun kegemukan terjadi karena kelebihan konsumsi makanan yang mengandung minyak dan lemak serta padi-padian. Berdasarkan penelitian Atmarita dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan pada 2010, tinggi badan anak laki-laki Indonesia pada umur 5 tahun rata-rata kurang 6,7 sentimeter dari tinggi yang seharusnya, sedangkan pada anak perempuan kurang 7,3 sentimeter. Anak umur 5 tahun seharusnya memiliki tinggi badan 110 sentimeter. ”Kurangnya konsumsi pangan hewani akan membuat kurangnya sejumlah zat gizi mikro yang menjadi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak,” kata Minarto.Konsumsi pangan hewani tidak dapat digantikan jenis bahan pangan lain. Jenis pangan ini dapat diperoleh dari daging, aneka jenis ikan, dan telur. Kasus kegemukan meningkat Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2010, prevalensi kegemukan anak balita Indonesia mencapai 14 persen, dengan rincian prevalensi 14,9 persen dari keluarga kaya dan 12,4 persen dari keluarga miskin. Jumlah anak balita kegemukan meningkat karena survei serupa pada 2007 menunjukkan prevalensi anak balita kegemukan baru 12,2 persen. Kasus kegemukan paling banyak terjadi tahun 2010, yaitu di Jakarta dengan 19,6 persen. Dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan anggota Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia, Saptawati Bardosono, mengungkapkan, penumpukan lemak pada pinggang, yang biasanya dialami orang dewasa, kini semakin banyak terjadi pada anak-anak. Selain akibat pola makan yang keliru, yaitu banyaknya konsumsi susu dan makanan manis, kegemukan juga disebabkan kurangnya aktivitas fisik karena anak terlalu banyak menonton televisi dan berkegiatan di dalam rumah yang sempit. Salah jika ada anggapan yang mengatakan bahwa anak gemuk adalah anak yang lucu dan sehat. Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Rini Sekartini, menambahkan, kegemukan meningkatkan risiko penyakit terkait jantung dan pembuluh darah, diabetes, kanker, kelainan otot, serta kelainan pernapasan. (MZW)“Badan pendek disebabkan kurangnya asupan pangan hewani. Konsumsi pangan hewani tidak dapat digantikan jenis bahan pangan lain. Jenis pangan ini dapat diperoleh dari daging, aneka jenis ikan, dan telur.”