Menyelamatkan Lingkungan dengan Stop Sedotan Plastik (Kolom 1)
Banyaknya permasalahan
lingkungan yang mulai menjamur di masyarakat Indonesia saat ini, selain
pemanasan global, pencemaran udara, rusaknya hutan, dan lain sebagainya,
sebenarnya ada satu hal kecil yang patut kita perhatikan yang berdampak cukup
besar bagi lingkungan kita, yakni sampah sedotan plastik. Plastik membutuhkan 500-1.000 tahun untuk benar-benar
terurai.
Penggunaan sedotan plastik
sangat lah lekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Hal ini memunculkan konsep pasangan gelas dan sedotan sebagai dua hal
yang saling melengkapi. Dalam kompilasi data yang disusun Eco Watch, kurang lebih 500 juta sedotan plastik dibuang setiap
hari setelah dipakai sekali saja. Sedotan plastik masuk dalam kategori produk
berbahan plastik yang 50 persennya dibuang saat sudah selesai digunakan.
Berdasarkan hasil riset
tim peneliti Universitas Georgia di 2017, ditemukan bahwa Indonesia menempati
posisi ke-2 negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Kota Semarang
sendiri memproduksi 1200 ton sampah perhari dan 13% diantaranya ialah sampah
plastik. Riset tersebut juga menyebutkan bahwa di tahun 2010, 3,2 juta metrik
ton sampah plastik di lautan berasal dari Indonesia. Menurut lembaga Ocean
Concervacy (2018), sedotan plastik menempati urutan ke-11 sampah laut yang
paling sering ditemukan di dunia. Tak hanya itu, melalui data asumsi kasar
Divers Clean Action (2017) memperkirakan pemakaian sedotan plastik di Indonesia
mencapai 93,2 juta sedotan setiap harinya, dan hampir seluruhnya hanya sekali
pakai. Jumlah konsumsi sedotan per hari andaikan disusun memanjang, panjangnya
akan mencapai 16.784 km atau setara dengan jarak Jakarta – Mexico City. Jika
diakumulasi seminggu, panjangnya bisa mencapai 117.449 km atau setara dengan
jarak 3 kali keliling bumi.
Kampanye
Lingkungan
Lalu hal yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut salah satunya yaitu melalui
Kampanye Lingkungan. Sudah banyak kampanye-kampanye yang telah diselenggarakan
oleh beberapa NGO atau komunitas peduli lingkungan di Indonesia. Salah satunya
seperti kampanye #NoStrawMovement yang digagas oleh komunitas Divers Clean
Action (DCA). Penyebaran informasi tentang kampanye #NoStrawMovement tak hanya
dilakukan secara langsung, namun juga didukung secara online melalui kampanye
online dan mengajak tokoh-tokoh publik seperti Nadine Chandrawinata, Hamish
Daud, serta Raisa Andriana untuk turut serta dalam mendukung gerakan
#NoStrawMovement ini. Selain itu, ada pula bentuk kampanye lain seperti, Skip
the Straw, #ZeroWasteLifestyle, dukungan kampanye online, dan kampanye pada car
free day. Kegiatan kampanye-kampanye tersebut cukup membantu dan bisa sangat
mempengaruhi perilaku masyarakat yang terkena terpaannya. Namun, hal tersebut
tetap dilakukan secara perlahan. Tidak langsung benar-benar tidak menggunakan
sedotan sama sekali, melainkan kita dapat menggantinya dengan sedotan berbahan
bambu atau stainless steel agar dapat
digunakan berkali-kali sehingga akan mengurangi penggunaan sedotan plastik sehari-hari.
Hal tersebut cukup efektif untuk menjaga lingkungan dengan pengurangan penggunaan
sedotan plastik. Yang mana dapat menghasilkan lingkungan bersih dari
sampah-sampah plastik.
Menumbuhkan
Kesadaran
Dari kampanye-kampanye
tersebut lah dapat terciptanya kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat
menjadi peduli lingkungan, salah satunya dengan mengurangi penggunaan sedotan
plastik. Tidak hanya dari individu itu sendiri, melainkan beberapa indsutri
makanan juga turut serta seperti yang telah dilakukan oleh KFC Indonesia pada awal Mei 2017 dengan enam gerai KFC
di Jakarta sebagai proyek percontohan. Mereka melakukan gerakan pembatasan penggunaan
sedotan di beberapa gerai KFC tersebut. Jadi, jika pelanggan butuh sedotan,
mereka harus memintanya ke kasir. Dan hal tersebut sangat baik, karena gerai fast food yang merupakan salah satu penyumbang
sampah sedotan plastik telah sadar dan setidaknya melakukan peminimalisiran
penggunaan sedotan plastik tersebut.
Lalu, apakah kita masih mau menggunakan sedotan plastik sekali pakai? Mari lah jaga lingkungan kita sendiri dengan melakukan hal kecil yang berdampak besar bagi dunia kita!
0 Response to "Menyelamatkan Lingkungan dengan Stop Sedotan Plastik (Kolom 1)"
Posting Komentar